Varietas kedelai – Swasembada kedelai merupakan suatu program utama dari pemerintah untuk membangun pertanian demi terwujudnya kedaulatan pangan di Indonesia. Hal ini bertujuan supaya negara Indonesia dapat mengatur serta memenuhi kebutuhan pangan masyarakatnya secara berdaulat. Tingkat kebutuhan kedelai terus meningkat setiap tahunnya seiring dengan jumlah penduduk yang semakin bertambah. Kebutuhan kedelai nasional setiap tahunnya bisa mencapai 4,2 juta ton. Jumlah tersebut terbagi menjadi dua kelompok yaitu 2,2 juta ton kedelai untuk konsumsi dan 2,0 juta ton sebagai pakan ternak.
Hingga saat ini produksi kedelai dalam negeri hanya mampu memenuhi sekitar 40% – 45% dari total kebutuhan nasional sedangkan sisanya sekitar 55% – 60% masih harus mengimpor dari luar negeri. Angaran yang dikeluarkan setiap tahunnya untuk memenuhi kekurangan kebutuhan kedelai nasional adalah sekitar 15 trilliun rupiah. Pemerintah harus mampu menyediakan lahan seluas 3,5 juta ha untuk memenuhi kebutuhan kedelai nasional tersebut, sehingga diperlukan penambahan luas tanam 2 sampai 3 juta ha.
artikel terkait kedelai: 11 Cara Tumpang Sari Tanaman Jagung dan Tanaman Kedelai
Pemanfaatan lahan marginal kering dengan luas sekitar 16,7 juta hektar yang tersebar di 17 provinsi di Indonesia ini seharusnya merupakan salah satu upaya khusus yang dilakukan oleh pemerintah untuk mencapai target kedelai nasional. Jika lahan tersebut dimanfaatkan sekitar 30% saja guna penanaman kedelai dengan asumsi produktifitas rata-rata mencapai 1,2 ton/ha, maka dalam satu kali penanaman dapat menghasilkan kedelai sebanyak 2,4 juta ton. Dengan angka tersebut dapat dikatakan bahwa kebutuhan kedelai nasional akan terpenuhi.
Untuk memenuhi kebutuhan kedelai nasional, dibutuhkan varietas kedelai yang berkualitas. Salah satu varietas kedelai yang berkualitas adalah kedela Glyring. Varietas kedelai Glyring merupakan suatu varietas kedelai unggul yang toleran dengan kekeringan. Varietas kedelai Glyring ini adalah merupakan hasil pemuliaan melalui bioteknologi. Kedelai Glyring dapat dikatakan toleran setelah melewati beberapa kali pengujian di laboratorium, lapangan dan rumah kaca. Pengujian yang dilakukan antara lain yaitu:
- Uji daya perkecambahan benih dalam keadaan kekeringan akibat dari perlakuan kekeringan di laboratorium.
- Uji daya tembus akar kedelai dalam lapisan lilin, pengujian di dalam rumah kaca.
- Uji kandungan prolin yang tinggi, pengujian dilakukan di laboratorium
- Uji kandungan protein, pengujian dilakukan di laboratorium.
- Uji daya hasil, pengujian dilakukan di 4 lokasi di Jawa Timur
- Evaluasi Molekuler sifat ketahanan kekeringan, dilakukan di laboratorium.
Setelah melalui pengujian di laboratorium, rumah kaca dan 4 lokasi yang berbeda maka dapat disimpulkan keunggulan dari varietas kedelai Glyring adalah sebagai berikut:
- Varietas kedelai ini toleran dengan kekeringan pada saat dilakukan pengujian daya kecambah di dalam kondisi kekeringan akibat dari perlakuan kekeringan dengan menggunakan PEG pada konsentrasi sekitar 20 %.
- Memiliki daya tembus akar sangat kuat
- Memiliki perakaran yang panjang
- Memiliki kandungan prolin yang sangat tinggi
- Mempunyai kandungan protein hingga mencapai 38,3%
- Mempunyai keterkaitan dengan gen sifat tahan kekeringan, hal ini berdasarkan marka molekuler
- Potensi hasil varietas kedelai ini sangat tinggi yaitu mencapai 3,37 ton/ha setelah dilakukannya uji multilokasi pada daerah Jawa Timur saat musim kering.
Deskripsi secara umum pada varietas kedelai Glyring ialah sebagai berikut:
Galur Glyring-1
- Potensi hasil: 2,84 ton/ha
- Umur panen: 82 hari
- Berat benih: 10,73 gram/100 biji
- Kandungan protein: 38,3 %
- Sifat khusus: toleran kekeringan
Galur Glyring-2
- Potensi hasil: 3,37 ton/ha
- Umur panen: 80 hari
- Berat benih: 10,9 gram/100 biji
- Kandungan protein: 30,3 %
- Sifat khusus: toleran kekeringan
Galur Glyring-3
- Potensi hasil: 3,22 ton/ha
- Umur panen: 82,3 hari
- Berat benih: 10,72 gram/100 biji
- Kandungan protein: 33,06 %
- Sifat khusus: toleran kekeringan
Galur Glyring-4
- Potensi hasil: 2,88 ton/ha
- Umur panen: 82,5 hari
- Berat benih: 10,73 gram/100 biji
- Kandungan protein: 32,85 %
- Sifat khusus: toleran kekeringan
Potensi Pengembangan Kedelai Glyring:
Varietas kedelai Glyring ini sangat mampu dikembangkan dilahan marjinal yang kering. Lahan marjinal ini banyak tersebar di 17 provinsi (16.700.000 hektar) di seluruh Indonesia. Dengan terpenuhinya kebutuhan kedelai nasional maka bangsa ini tidak lagi perlu untuk mengimpor 55-60 % kedelai dari luar negeri. Dengan tidak lagi mengimpor kedelai maka hal ini jelas menghemat devisa negara hingga mencapai 15 trilliun rupiah setiap tahunnya. Jumlah yang sangat besar untuk bisa di hemat oleh Negara dan dana tersebut bisa digunakan untuk perkembangan di sektor pertanian lainnya.
Jika lahan marjinal kering yang tersebar di 17 provinsi di Indonesia tersebut digunakan 30% saja guna menanam varietas kedelai Glyring dan apabila menggunakan asumsi produktivitas rata-rata sebesar 1,2 ton/ha, maka dalam setiap kali penanaman akan memperoleh hasil produksi sebesar 2,4 juta ton. Hal ini menunjukan bahwa kebutuhan kendelai nasional dapat terpenuhi dengan maksimal jika pemerintah memberdayakan lahan marjinal dengan menggunakan bibit varietas kedelai Glyring.
artikel kedelai lainnya: Peranan Rhizobium Dalam Meningkatkan Panen Kedelai
sumber gambar: murianews, jitunews
Inilah Varietas Kedelai Yang Dapat Tumbuh Produktif Pada Lahan Marjinal
Inilah Varietas Kedelai Yang Dapat Tumbuh Produktif Pada Lahan Marjinal