Kopi adalah komoditas hasil perkebunan yang paling populer di dunia. Kopi banyak diminati oleh semua kalangan masyarakat, baik orang tua, kaum muda, hingga wanita, tentu dalam bentuk minum kopi.
Kenikmatan aroma dan rasanya khas kopi, menjadi alasan utama mengapa minuman kopi begitu banyak peminatnya dan seakan tidak ada matinya. Inilah yang membuat peluang budidaya kopi merupakan peluang agribisnis menjanjikan.
Teknik Pengenalan Budidaya Kopi
Sebelum memulai budidaya kopi, tentukan dulu jenis kopi apa yang akan Anda tanam. Sebagai pengetahuan ada 4 jenis varietas tanaman kopi yang banyak di budidayakan di Indonesia adalah varietas excelsa, robusta, liberika, dan arabika. Namun kali ini cukup 2 jenis saja yang akan kami bahas untuk Anda, yaitu budidaya kopi robusta dan arabika.
Secara fisik berikut perbedaan antara kopi robusta dan arabika yaitu :
Kopi arabika secara fisik memiliki ketinggian tanaman yaitu berkisar 2,5 sampai 4,5 m, tumbuh pada curah hujan rata-rata 1200-2000 mm, dengan suhu udara 15-240C. Budidaya kopi arabika baiknya dilakukan pada ketingian 800-1200 dpl. Secara bentuk biji buah kopi arabika memiliki ukuran besar serta agak lonjong, bentuk daun kecil meruncing, dengan produktifitas tinggi namun rentan serangan hama penyakit.
Sedangkan kopi robusta memiliki tinggi tanaman 5-7 m lebih tinggi dibanding kopi arabika, curah hujan yang dibutuhkan untuk budidaya kopi robusta adalah berkisar 2000-3000 mm, dengan ketinggian tempat 400-800 dpl. Ukuran dan bentuk biji lebih bulat dan kecil dibanding arabika, keunggulan budidaya kopi robusta adalah lebih tahan terhadap serangan hama penyakit.
Setelah Anda tahu perbedaan jenis kopi maka tentukan varietas kopi mana yang akan Anda budidayakan. Panduan umum budidaya kopi sebagai berikut :
> Persiapan Bibit Kopi
Pembibitan kopi, wajib bagi Anda memilih bibit kopi yang bermutu dan berkulaitas tinggi. Bibit kopi dapat anda peroleh melalui kios pertanian, maupun pembibitan dilakukan sendiri. Dalam budidaya kopi, dikenal dua cara pembibitan yaitu secara generatif (mengunakan biji) dan cara vegetatif (dengan cara stek).
> Persiapan Lahan Budidaya Kopi
Dalam persiapan lahan budidaya kopi memiliki perbedaan terbalik dengan lahan tanaman pada lainya. Umumnya persiapan dilakukan dengan pengolahan tanah dan pemangkasan pepohonan. Namun pada budidaya kopi pepohonan yang menjulang tinggi sebaiknya jangan dipangkas.
Karena tanaman kopi menyukai lahan teduh dan tidak menyukai paparan sinar matahari langsung. Beberapa tanaman peneduh yang biasa digunakan oleh para petani kopi adalah pohon sengon, lamtoro, atau dadap. Bagi Anda yang mempunyai lahan terbuka tanpa tanaman peneduh, sebaiknya tanami dahulu lahan tersebut dengan pohon sengon atau lamtoro kurang lebih dua tahun sebelum pelaksanaan budidaya kopi.
Persiapan lubang tanam, dalam budidaya kopi yaitu
- Buatlah lubang tanam berukuran 60 x 60 x 60 cm. Dilakukan pada waktu 3 sampai 4 bulan sebelum proses penanaman kopi.
- Satu bulan setelah pembuatan lubang tanam, berikan campuran belerang dan kapur dolomite untuk menetralkan kadar keasaman tanah, kedalam lubang tersebut sebanyak masing-masing 200 gram
- Selang satu bulan kemudian, tambahkan pupuk kandang yang telah difermentasikan kedalam lubang tanam tersebut sebanyak 10 – 20 kg tergantung dari tingkat kesuburan tanah
Jarak tanam yang digunakan dalam budidaya kopi jenis robusta dan arabika berbeda satu sama lain. Untuk budidaya kopi robusta membutuhkan jarak antar tanaman 2,75 x 2,75 meter, sedangkan untuk kopi jenis arabika, jarak tanam yang dibutuhkan adalah 2,5 x 2,5 meter
> Cara Menanam Kopi
Proses penanaman bibit kopi yang harus Anda lakukan adalah sebagai berikut :
- Papas daun bibit kopi hingga tersisa 1/3 bagian saja, hal ini dimaksudkan untuk mengurangi penguapan pada bibit itu sendiri
- Keluarkan bibit kopi dari plastic polybag dengan hati – hati agar akar tidak rusak
- Masukkan bibit kedalam lubang hingga batas ujung pangkal bibit dan usahakan posisi tanaman tegak lurus
- Tutup kembali lubang tersebut, kemudian tambahkan ajir sebagai penanda sekaligus untuk menghindari robohnya bibit kopi yang masih baru tersebut.
> Pemeliharaan Tanaman Kopi
Penyulaman
Penyulaman tanaman mutlak diperlukan dalam budidaya kopi yang baik baik, agar pertumbuhan tanaman dapat seragam. Caranya lakukan pengontrolan tananaman secara intensif hingga berumur 6 bulan, setelah masa tanam. Untuk mengetahui apakah terdapat bibit kopi yang mati atau terindikasi terserang hama penyakit. Jika terdapat bibit kopi yang mati, maka secepatnya gantilah dengan bibit cadangan agar pertumbuhan budidaya kopi Anda dapat seragam.
Pemupukan Susulan
Pemupukan susulan bertujuan untuk menjaga ketersediaan unsur hara di dalam tanah, yang dibutuhkan oleh tanaman. Dosis untuk satu tanaman kopi adalah 20 kg pupuk kompos, setiap satu tahun sekali selama proses budidaya kopi. Cara untuk memberikan pupuk adalah dengan membuat lubang mengitari pohon kopi dengan jarak lubang sekitar 1 meter dari pohon kopi tersebut.
Pembersihan Tunas Adventif
Hal yang membedakan budidaya kopi dengan tanaman lain, yaitu adanya pemangkasan tunas adventif. Atau sering dikenal dengan istiilah tunas air.
Jenis tunas ini umumnya tumbuh disela-sela batang sehingga tanaman menjalar tinggi keatas, namun jika dibiarkan mengakibatkan budidaya kopi berproduksi rendah. Pemangkasan baiknya dilakukan per 2 bulan sekali. Setelah tanaman menginjak usia 3 th.
> Panen Budidaya Kopi
Umumnya tanaman kopi mulai panen setelah umur 3 tahun untuk varietas robusta, serta 3 – 4 tahun untuk kopi jenis arabika. Dengan puncak panen dalam budidaya kopi pada saat tanaman memasuki usia 7 sampai 9 tahun sejak awal mula tanam.
Dengan teknik budidaya kopi serta pemeliharaan tanaman secara rutin dan teratur, maka tanaman kopi akan terus berproduksi optimal dengan puncak panen rata-rata setiap 5 bulan sekali per tanaman.
Budidaya Kopi Robusta & Arabika | Tips Praktis Berkebun
Budidaya Kopi Robusta & Arabika | Tips Praktis Berkebun