PENTING! Sebelum Anda membaca artikel belajar marketing ini, wajib bagi Anda untuk membaca artikel saya sebelumnya yang berjudul 5 Faktor Penting yang Mempengaruhi Penawaran Produk Anda. Kenapa? Karena artikel yang sedang Anda baca sekarang ini merupakan artikel lanjutan.
Anda mungkin tidak bisa menangkap pemahaman yang maksimal apa bila Anda tidak membaca artikel terdahulunya terlebih dahulu. Sudah baca? Baiklah saya lanjutkan. Sampai dimana ya tadi? o iya sampai memberi hadiah tapi tidak mengurangi margin penjualan ya? Nah ini contohnya. Cerita ini sangat memberi inspirasi saya dalam belajar marketing. Perhatikan baik-baik.
Sebuah pompa bensin di Yogyakarta pernah menjalankan sebuah program. Bagi setiap pembelian 20 liter bensin jenis apapun boleh membeli miniatur mobil Ferrari resmi yang berlogokan Ferrari dengan harga khusus hanya Rp 48.000,- (karena waktu itu harga miniatur mobil Ferrari ini di pasaran +/- Rp 100,000,-). Ada 6 varian yang ditawarkan dengan bentuk yang berbeda-beda, kalau Anda penggemar otomotif besar kemungkinan Anda pasti beli.
Dan karena dibatasi oleh waktu dan tanggal tertentu, hadiah ini sudah tidak bisa lagi dibeli dengan harga diskon, ahkirnya orang berbondong-bondong untuk membeli bensin 20 liter kemudian membeli mobil miniatur Ferrari ini.
Tapi, tahukan Anda bahwa miniatur mobil Ferrari ini ternyata buatan China. Dan setelah saya telisik melalui toko online terbesar di negara tersebut harga dalam krus rupiah hanya Rp 6000,-/per satuanya. Hanggap saja dengan biaya inport, pajak dan lainya-lainya menjadi Rp 20,000,-/per satuanya, maka masih ada margin 100% lebih.
So, pemilik pom jadi untung 2 kali:
- Dari bensin.
- Dari hadiah miniatur Ferrari.
Menarik bukan? Ini adalah contoh yang bisa Anda jadikan catatan tersendiri dalam belajar marketing.
Belajar marketing : Meniadikan atau mengurangi resiko/keberatan/kesengsaraan ataupun hal-hal yang negatif lainya.
Mungkin sebagian dari Anda bertanya, ini kan web dunia agribisnis, tapi kok bahasnya tentang bisnis pom bensin sih, gak nyambung hahahaha. Benar! memang bukan dari dunia agribisnis, tapi dari cerita tersebut Anda bisa mengambil benang merahnya dan mengaplikasikanya dalam bisnis apapun. Jadi tidak ada masalah saya pikir. hehehehe.
Sampai disini, saya harus pastikan Anda tidak binggung dengan materi belajar marketing yang saya berikan ini. Kalau Anda bingung, besar kemungkinan karena Anda belum membaca artikel terdahulunya. Silahkan Anda baca terlebih dahulu dengan klik di sini.
Baiklah kita lanjutkan. Agar dapat menciptakan sebuah penawaran yang mengurangi bahkan menghilangkan keberatan, Anda harus benar-benar memahami apa-apa saja yang paling sering dikawatirkan seorang pembeli.
- Kalau saya tidak suka, bisa gak ya saya mengembalikan.
- Jangan-jangan nanti repot makainya.
- Apa produk ini benar-benar bermanfaat.
- Jangan-jangan harganya terlalu mahal.
- Kalau rusak ada yang bisa bantu perbaiki gak ya.
Begitu Anda bisa memberikan jawaban atas kekawatiran-kekawatiran calon konsumen Anda, Siap-siap barang Anda ludes terjual.
Ada beberapa cara yang untuk melakukan ini semua: Cara-cara ini bisa menjadi contoh bagi Anda yang ingin belajar marketing dengan serius:
#Satu, Memberikan Garansi Penjualan.
Ketakutan terbesar dari banyak konsumen adalah penyesalan apabila produk yang dia beli tidak sesuai dengan yang diharapkan. Untuk menjawab keresahan itu, maka Anda bisa memberikan garansi uang kembali sampai batas waktu tertentu.
Banyak penjual takut dengan memberikan garansi ini. Padahal apabila produk Anda berkualitas akan sangat jarang orang mengambil gransi yang Anda berikan.
#Dua, Memberikan kesempatan bagi calon pembeli untuk mencobanya.
Berikan kesempatan bagi calon pembeli Anda untuk mencoba produk yang Anda jual. Dengan demikan calon konsumen Anda benar-benar yakin dan mau membeli produk Anda.
#Tiga, Free Sample.
Seperti study case seorang ibu berjualan kue di depan rumahnya. Karena tidak laku dan sayang kalau dibuang, ibu ini memotong kuenya kecil-kecil dan membagikanya kepada orang yang lewat dan ternyata banyak yang suka dah ahkirnya “Mrs Field” berkembang menjadi ribuan toko kue di seluruh dunia.
#Empat, Testimoni.
Testimoni akan membuat orang lebih percaya. Terlebih apabila berasal dari orang-orang yang punya pengaruh. Sebagai contoh toko kaos di Maliboro Yogyakarta bisa mendapatkan endroser secara gratis dari bintang film terkenal. Anda ingin tahu caranya? Silahkan baca artikel saya yang berjudul Cara Mendapatkan Testimoni Gratis dari Artis Terkenal.
#Lima, Edifikasi.
Edifikasi adalah ada orang yang membicarakan hal baik atau ngomong baik tentang diri Anda. Saya ada contoh dari salah satu teman saya yang bekerja sebagai sebagai sales senior produk propeti terkenal di Indonesia.
Pada saat melakukan penjualan dan belum berhasil, dia mengedifikasi atasanya bahwa atasanya tersebut adalah orang yang pintar, penuh prestasi dan calon president director di perusahan ini.
Kemudian selang beberapa hari setelah itu atasnya dia ajak untuk menemui calon konsumen yang sama. Orang kemungkinan besar akan lebih percaya dan mau membeli bahkan membeli dalam jumlah lebih besar.
#Enam, Tunjukan Hasil
Anda bisa menunjukan hasil dari produk Anda. Semisal produk Anda adalah produk pelangsing maka cantumkan foto yang masih gemuk dan sesudah memakai produk Anda dengan foto yang sudah langsing. Sebagai contoh Istri saya pernah mengalami obesitas pasca melahirkan Anak saya yang pertama.
Dengan olah raga yang teratur disalah satu fitness center yang ada di Yogyakarta. Alhamdulilah berat badan istri saya kembali turun ideal. Dalam waktu 4 bulan berat istri saya turun +/- 20 kg.
Sebagai wujud terimakasih atas pendampingan yang diberikan oleh fitness center tersebut istri saya mengirimkan photo perkembangan berat badan dari bulan 1 (satu) sampai ke 4 (empat).
Photo itu dipasang oleh owner fitness center tersebut untuk beriklan di berbagai media, dan hasilnya? Luar biasa. Omsetnya naik hingga 5 kali lipat.
Nah, demikianlah materi belajar marketing yang bisa saya berikan. Semoga dapat memberi inspirasi dan pemahaman bagi Anda. Ada yang mau ditanyakan?
Artikel belajar marketing by Wahyu Sumprabowo
Pengen Belajar Marketing? Mulailah Dari Study Case Ini
Pengen Belajar Marketing? Mulailah Dari Study Case Ini