Ada beberapa jenis itik yang sangat bagus untuk Anda budidayakan. Untuk itik petelur lokalan yang cocok untuk Anda jadikan bisnis ternak ada beberapa jenis. Antara lain itik jawa, itik bali, itik alabio dan itik mojosari. Empat jenis itik diatas sangat terkenal dikalangan peternak dan pembudidaya itik. Tingkat produksi telur dari keempat itik tersebut bisa dikatakan relatif tinggi.
Secara umum itik lokal hampir mempunyai bentuk yang mirip – mirip. Seperti dari posisi berdirinya yang tegak, bentuk seperti botol dan warna telur biru kehijauan. Itik lokal memunyai gerakan yang gesit dan lincah. Keaadaan dari lingkungan dan kesukaan peternak itik akan warna dan bentuk tertentu menjadikan itik terseleksi dan berkembang sesuai dengan lingkungan di daerah masing – masing.
Berikut penjelasan dari jenis itik di atas
Itik Jawa
Di pulau jawa itik petelur pada umumnya berasal dari jenis indian runner. Indian runner adalah jenis itik yang bulunya mempunyai warna yang bervariasi atara warna hitam, coklat dan putih. Dalam perkembangannya, itik tersebut mampu menghasilkan beragam jenis antara lain itik Cirebon, itik Tegal, itik Karawang, itik Magelang, itik Bantul dan itik Mojosari. Saat ini persebaran itik jawa sudah tersebar luas sampai ke seluruh Indonesia.
Ciri – ciri dari jenis itik diatas dapat Anda lihat dari ukuran tubuhnya. Demikian juga dari tampilan fisiknya. Misalnya pada itik Magelang, itik magelang mempunyai ciri fisik ada terdapat kalung pada lehernya. Kalung tersebut berwarna putih yang melingkar pada leher. Ciri tersebut jarang terdapat pada jenis itik di daerah lainnya. Selain ciri seperti memakai kalung, itik magelang juga terkenal mempunyai bentuk tubuh yang lebih besar.
Sedangkan itik Bantul atau dikenal juga dengan itik Mataram memiliki ciri bentuk tubuh yang lebih besar jika dibandingkan dengan itik Mojosari. Lehernya lebih panjang, paruh cembung dan mata lebih besar. Dalam perkembangannya, saat ini beberapa peternak sudah tidak fanatik untuk membudidayakan itik dari daerahnya sendiri. Banyak pternak dari daerah Tegal yang mengambil bibit itik Cirebon untuk dibudidayakan.
Itik Bali
Sesuai dengan nama dari jenis itik ini, itik Bali berkembang pesat di pulau Bali. Secara fisik, itik Bali terlihat berbeda dengan itik yang ada di Jawa. Ukuran tubuh jenis itik ini relatif lebih besar, warna bulunya putih terang dan terdapat jambul pada kepala itik. Warna dari kaki dan paruh itik bali kebanyakan berwarna kuning. Sedangkan warna telur yang dihasilkan yaitu biru muda mendekati putih. Sama dengan itik jawa, jenis itik bali ini mempunyai tingkat produksi telur sekitar 200 – 270 butir per tahun.
Itik Alabio
Jenis itik alabio ini banyak dibudidayakan pada daerah Kalimantan. Lebih tepatnya lagi di sekitar 190 km utara kota Banjarmasin. Di daerah asalnya, itik alabio ini dikembangkan pada daerah rawa – rawa atau di sungai – sungai dengan memakai kandang terapung yang biasa di sebut cara lanting.
Ciri spesifik dari itik alabio adalah tubuhnya besar dan sikap berdirinya tidak tegak. Paruh dan kaki jenis itik ini berwarna kuning, baik itu untuk itik jantan maupun itik betina. Warna bulu itik alabio didominasi oleh warna coklat keabuan dengan tutul kuning pada betina dan tutul hitam pada itik jantan di sekitar punggung. Ujung sayap itik alabio berwarna kehijauan pada itik betina sedangkan pada itik jantan berwarna biru jingga.
Itik alabio dalam mengkonsumsi pakan sangatlah banyak. Pada pembudidaya di luar kalimantan kurang menggemari untuk melakukan ternak itik alabio dikarenakan ukuran telurnya yang lebih kecil jika dibandingkan dengan ukuran telur dari jenis itik jawa dan bali. Budidaya itik alabio dapat Anda baca di sini. Klik di sini.
Adapun jenis itik lainnya yang bisa dibudidayakan adalah:
Itik Impor
Adapula beberapa jenis itik impor yang mempunyai kemampuan untuk berproduksi lebih baik jika dibandingkan dengan itik lokal. Itik impor yang ada di Indonesia telah mengalami seleksi dan pengembangan yang cukup intensif sehingga menghasilkan bibit yang terjamin produktivitas dan kualitasnya. Akan tetapi saat ini budidaya itik impor masih jarang dilakukan oleh peternak itik. Hal ini terjadi karena kualitas telurnya tidak sesuai dengan keinginan pasar. Contoh jenis itik impor yang ada di Indonesia adalah itik Cherry Valey.
Itik Hasil Persilangan
Jumlah itik persilangan bisa dikatakan masih sangat minim. Salah satu itik hasil persilangan adalah itik ratu. Itik ratu merupakan hasil persilangan dari itik mojosari dan itik alabio. Itik ini dikembangkan oleh Badan Pembibitan Ternak Unggul di Kabupaten Tanah Laut Kalimantan Selatan. Demikian juga Balai Penelitian Ternak Ciawi yang mengembangkan itik silangan antara itik tegal, itik alabio dan itik khaki campbel.
Itik persilangan memiliki produksi telur yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan itik lokal. Akan tetapi saat ini itik persilangan tersebut jumlahnya masih sangat terbatas.
Terima kasih artikelnya menambah wawasan